Terima kasih anda telah mengunjungi blog ini, blog yang berisikan tentang ilmu geologi. Blog ini tak hanya ditujukan untuk geologist dan mahasiswa ilmu kebumian lainnya, namun blog ini juga ditujukan untuk anda yang penasaran terhadap ilmu geologi. Semoga bermanfaat!

Senin, 29 November 2010

Pahoehoe Lava, Hawaii

Photograph by Steve and Donna O’Meara, Volcano Watch International/National Geographic
Pahoehoe lava flows on Kilauea volcano in Hawaii Volcanoes National Park. Unlike aa (pronounced “ah ah”) lava, pahoehoe flows relatively slowly, allowing an insulating skin to form that keeps the temperature close to 2,190°F (about 1,200°C). Aa lava, on the other hand, moves faster and doesn’t have time to develop a skin, resulting in a cooler flow with a more angular texture.



location
in hawaii volcano usa island north america sciene

reblog from http://nationalgeographicmagazine.tumblr.com/
Read more >>

Senin, 22 November 2010

klasifikasi citra bagi pemetaan penyebaran batuan

Lillesand & Kiefer (1994) menyatakan permukaan bumi sangat bervariasi dan kompleks dengan relief topografi, komponen material yang mendasari tiap bagian permukaan dan pelaku perubahan yang terjadi. Setiap batuan, retakan dan efek lain gerakan internal, erosi dan pengendapan merupakan tanda perubahan yang terjadi pada bumi. Seseorang yang akan merinci dan menerangkan material batuan bumi dan struktur geologi harus mengerti asas geomorfologi dan dapat mengenali variasi material dan struktur batuan.

Proses pemetaan geologi akan jauh dipermudah dengan menggunakan pengamatan citra landsat terlebih dulu. Deposit mineral yang ada di permukaan bumi atau dekat permukaan bumi yang mudah didatangi sudah sulit ditemukan, maka perhatian sekarang ditujukan pada deposit yang jauh dibawah bumi atau pada lokasi yang sulit didatangi. Banyak informasi tentang daerah yang potensial untuk eksplorasi dapat ditemukan dengan interpretasi bentuk permukaan pada citra landsat. Citra landsat sesuai untuk pemetaan geologi karena terdapat gelombang inframerah yang berfungsi untuk membedakan formasi batuan dan untuk pemetaan hidrotermal. Beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengolahan citra yaitu Phill Clogg & Margarita Diaz-Andreu (1999) melakukan penelitian pengolahan citra yaitu citra jejak (record) pada batuan. Indra Riyanto dan wihartini (2007) melakukan penelitian pengolahan citra dengan metode transformasi wavelet A Trous dan segmentasi watershed.

Citra landsat yang ada seringkali belum dapat memberi informasi yang optimal, sehingga untuk memperoleh informasi yang baik perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan citra landsat yaitu komposit warna, interpretasi manual visual, klasifikasi dan uji akurasi. Dari 2 proses tersebut akan dihasilkan produk berupa citra baru yang membantu dalam proses identifikasi kondisi geologi yaitu sebaran batuan dan struktur geologi. Selanjutnya dilakukan analisa citra menghasilkan peta geologi. Peta geologi mencakup penyebaran jenis batuan dan kelurusan (struktur geologi).


sumber : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-11411-Chapter1.pdf
Read more >>

Sabtu, 20 November 2010

APA ITU PALEONTOLOGI?

Paleontologi : ilmu yang mempelajari kehidupan purba.
Paleobotani : studi tumbuhan purba.
Paleozoologi : studi hewan purba.

Paleontologi Vertebrata : homunid (manusia purba), hewan menyusui besar (gajah, badak, sapi/kerbau, rusa dll), hewan menyusui kecil (tikus kelinci dll).

Paleontologi Invertebrata :
Protozoa
Colentarata
Echinodermata
Porifera
Bryozoa
Brachiopoda
Moluska

>Berdasarkan dari ukuran obyeknya maka dibagi 2 :

>Makropaleontologi : adalah cabang dari paleontologi (paleontobotani/paleozoologi) yang mempelajari obyek-obyek dengan ukuran relatif besar dan tidak memerlukan alat bantu mikroskop contoh : paleontologi vertebrata.
>Mikropaleontologi : cabang dari paleontologi yang khusus membahas semua organisma yang berukuran kecil (mikroskopik) sehingga pada pelaksanaannya harus mempergunakan alat bantu mikroskop. Conto : Ostracoda, Radiolaria, Diatomea, Palynology, Nannoplakton dll.

Kegunaan Paleontologi :
>Menentukan umur geologi suatu tubuh batuan permukaan maupun dibawah permukaan (sub surface).
>Korelasi.
>Lingkungan pengendapan dan studi fasies.
>Membantu untuk memecahkan problem geologi struktur , misalnya dalam menemukan ada tidaknya sesar.



Fosil adalah sisa atau jejak tumbuhan atau hewan (organik) yang terawetkan secara alamiah dan berumur lebih tua dari Holosen (10.000 tahun yang lalu).

Syarat syarat pemfosilan :
>Penguburan yang cepat dalam suatu media pelindung.
>Mempunyai bagian-bagian yang keras, seperti cangkang, rangka.
>Kondisi yang bebas dari bakteri pembusuk sehingga proses pembusukan dapat dicegah.

Faktor-faktor yang memungkinkan pembentukan fosil pada organisma yang hidup didarat :
>Terperangkap oleh batugamping tufa. Air sumber pada pegunungan gamping mengandung banyak CaCo3. Jika air ini muncul di permukaan akan mengendapkan CaCo3. Di tempat inilah organisme akan tersimpan dan terawetkan karena diselimuti oleh selaput tipis CaCo3 sehingga terhindar dari bakteri pembusukan.

>Tertutup debu vulkanis. Pada waktu terjadi erupsi maka banyak debu yang jatuh disekitar lereng-lereng gunung api. Debu ini dapat mengubur hewan maupun tumbuhan sehingga terawetkan contoh : fosil-fosil invertebrata di Jawa.

>Tertutup oleh endapan loess(endapan debu yang sangat halus yang diendapkan oleh angin). Debu ini dapat menutupi semua hewan yang mati terutama gastropoda serta invertebrata yang lain yang hidup di darat sehingga memungkinkan menjadi fosil.


Proses Pemfosilan :
>Fosil-fosil yang tidak termineralisasi
>Fosil-fosil yang termineralisasi.

Fosil-fosil yang tidak termineralisasi.
Pada kelompok ini, rongga-rongga pada cangkang fosil tidak mengalami pengisian oleh mineral. Kelompok ini terdiri dari :
>Fosil yang tidak terubah, banyak dijumpai pada batuan berumur Mesozoikum dan kenozoikum, seperti gigi ikan hiu, berbagai tulang dan cangkang moluska.
>Amber, terbentuk jika hewan atau tumbuhan terperangkap didalam getah.
>Distilasi, merupakan proses pemfosilan dimana kandungan gas dan air pada organisme menguap dan meninggalkan residu karbon (carbonaceous residue)
>Mumi, merupakan proses pemfosilan yang diakibatkan oleh kondisi yang sangat kering.
>Pemfosilan dalam aspal, prosesnya sama seperti amber tetapi yang merupakan bahan pembungkus adalah aspal.
>Pemfosilan dengan cara pembekuan. Dalam hal ini hewan yang mati tertutup serta terlindungi oleh lapisan es yang pembekuannya dengan segera.




Fosil-fosil yang termineralisasi :
Fosil yang termasuk dalam kelompok ini mengalami penambahan, pengurangan atau penggantian seluruh zat-zat penyusunnya. Kelompok ini terdiri dari : Histometabasis dan boring.

Histometabasis, merupakan istilah yang khusus digunakan untuk fosil yang terbentuk akibat proses penggantian jaringan organisme oleh mineral dengan tetap mempertahankan struktur asalnya. Histometabasis dibagi menjadi :
>Tapak (external mold) : merupakan impresi (gambaran) bagian luar yang ditinggalkan oleh organisme dalam batuan.
>Tuangan (internal mold) : adalah impresi yang terjadi karena fosil itu sendiri oleh satu dan lain hal telah lenyap dan rongga kosong di dalam lapisan tanah yang ditinggalkan oleh fosil itu diganti oleh zat lain.
>Cetakan (cast) : jenis ini terjadi terjadi jika rongga antara tapak dan tuangan terisi oleh suatu zat lain dari luar, sedangkan fosil itu sendiri oleh satu dan lain hal telah lenyap.

Boring
Merupakan liang dalam tanah yang dibuat oleh hewan seperti cacing, tikus, kerang, dan lain-lain yang bila terisi oleh batuan dapat menjadi fosil.

KLASIFIKASI
Klasifikasi diartikan sebagai suatu aturan yang mengelompokkan benda-benda dalam kategori masing-masing. Maksud dari klasifikasi adalah penyederhanaan. Dalam hal klasifikasi organisma, hal-hal yang diperhatikan adalah hubungan genetika antara yang satu dengan yang lainnya melalui taraf-taraf evolusi.


Terdapat dua macam istilah klasifikasi organisma, yaitu :

>Natural classification, adalah suatu penggolongan organisma berdasarkan pada jenis lingkungan yang ditempatinya, misalnya : lingkungan sungai, laut, rawa dll.
>Artificial classification, adalah suatu penggolongan organisma berdasarkan sifat-sifatnya (characters), seperti habitat, ukuran, penyebaran kedalaman dan geografi.

Henry Wood, pada tahun 1958 telah membahas secara praktis mengenai 9 phyla dalam klasifikasi hewan. Ke 9 phyla tersebut adalah :

Kingdom -----> Sub Kingdom
Branch -----> Sub Branch
Grade -----> Sub Grade
Phylum -----> Sub Phylum
Class -----> Sub Class
Ordo -----> Sub Ordo
Super-Family -----> Family
Genus -----> Sub Genus
Species -----> Sub Species

Dalam pembahasa paleontologi, biasanya klasifikasi dimulai dari Phylum hingga species


Nomenklatur
Organisma yang hidup atau pernah hidup (sudah menjadi fosil) pasti mempunyai nama. Nama organisma tersebutumumnya menggunakan Bahasa Latin. Bahas latin pada umumnya merupakan bahasa yang sudah dipakai dalam hal-hal ilmiah (pada saat itu) dan bahasa ini digolongkan sebagai bahasa mati, bahasa yang tidak akan mengalami perubahan.

Seorang ahli bangsa Swedia, Carl Von Linne (1707-1778), telah memperkenakan sistem Binominal Nomenclature atau sistem penamaan binominal pada organisma. Binominal nomenclatur menggunakan 2 nama pada setiap organisma, dengan pembagian :
1)Nama Pertama adalah Nama Genus, huruf pertama huruf besar, contoh : Globigerinoides.
2)Nama kedua adalah nama Species, huruf pertama huruf kecil, contoh : immaturus.

Jadi nama organisma tersebut adalah Globigerinoides immaturus.
Read more >>

Rabu, 17 November 2010

kegunaan fosil "Mengetahui evolusi makhluk hidup"

Para ahli paleontologi, setelah meneliti isi fosil dari lapisan batuan batuan yang berbeda-beda umurnya berkesimpulan bahwa batuan yang lebih tua mengandung fosil yang lebih sedikit, bentuknya lebih primitip. Semakin muda umur batuannya, isi fosilnya semakin banyak dan strukturnya semakin canggih. Dari sini kemudian para ahli tersebut berkesimpulan bahwa organisme yang pernah ada di bumi kita ini mengalami perkembangan, mulai dari sederhana menunju ke bentuk yang lebih kompleks dalam waktu yang sangat lama. Hal ini yang kemudian dikembangkan oleh ahli biologi sebagai teori evolusi organisme.


sumber http://geologikita.blogspot.com/
Read more >>

Kamis, 11 November 2010

PALEONTOLOGI - Phylum Moluska - Klas Pelecypoda

Phylum Moluska
Berasal dari bahasa latin mollusca yang berarti sejenis kacang-kacangan yang terbungkus oleh cangkang yang tipis. Sering juga dinamakan lamelibranchiata (binatang berinsang berbentuk lempeng) atau bivalvia (mempunyai 2 lempeng). Phylum Moluska mencakup kelompok hewan penting yang jumlahnya meliputi lebih dari 150 ribu spesies yang masih hidup dan beberapa ribu spesies yang telah punah.
Ukuran binatangnya berlainan, berkisar antara beberapa mm sampai 25 m, namun Tridacna, kelompok pelecypoda yang hidup dilaut sekarang berbobot 225 kg, dimana bila ke2 cangkangnya terbuka, seorang anak kecil dapat masuk kedalamnya.
Phylum Moluska mulai muncul pada permulaan zaman Kambrium serta mempunyai daya adaptasi yang sangat besar . Mereka dapat hidup di darat mulai dari iklim yang lembab sampai iklim padang pasir, juga hidup di padang rumput. Beberapa jenis dapat memanjat pohon serta bukit-bukit yang tinggi , sementara yang hidup di laut berupa plankton, nekton dan bentos. Umumnya bertahan hidup beberapa tahun saja, namun ada juga yang dapat berumur panjang misalnya Tridacna.
Moluska mempunyai tubuh yang lunak, tidak beruas, pada umumnya simetri bilateral (kecuali kelompok gastropoda), dan biasanya dilindungi oleh cangkang dengan mulut berada di bagian anterior dan anus di posterior. Kaki ada di bagian ventral yang berguna untuk merayap, menggali mengebor dan berenang dan mantel di bagian dorsal.
Cangkang moluska yang hidup di laut terbentuk dari kalsit dan aragonit, sedang yang hidup di darat dan air tawar terbentuk dari aragonit.
Berdasarkan hypotetical fosil archimolusc (ancestor molusc) maka Moluska terbagi menjadi beberapa kelas,seperti telihat pada gambar 1

Read more >>