[Unpad.ac.id, 8/05/2012] Indonesia merupakan negara kepulauan yang khas secara geologi, geografis, dan morfologis karena terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Indo-Australia yang bergerak saling menumbuk. Kepulauan Indonesia juga termasuk dalam wilayah deretan gunung berapi Pasifik, yang bentuknya melengkung dari utara Pulau Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara hingga ke Sulawesi Utara sehingga merupakan daerah yang rawan terhadap bencana. Namun status itu di sisi lain memberikan berkah bagi karena Indonesia dianggap sebagai laboratorium geologi dunia atas keunikan tersebut.
. Uploaded with ImageShack.us Ir. Igan Supriatman S., M.Sc dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi saat menjadi narasumber di seminar yang diselenggarakan HMG Unpad (Foto: Malikkul Shaleh)*
Berkenaan dengan upaya mempelajari perkembangan ilmu geologi, Himpunan Mahasiswa Geologi (HMG) Unpad mengadakan Olimpiade Geologi Indonesia (OGI) 2012 “Journey Of The Earth“. Salah satu kegiatannya adalah seminar nasional dengan tema “Indonesia sebagai Laboratorium Geologi Dunia dan Mitigasi Bencana Geologi” yang diadakan di Bale Sawala, gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Senin (7/05) kemarin. Hadir sebagai pembicara Ir. Igan Supriatman S., M.Sc dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan Ir. Oki Oktariadi, M.Sc dari Pusat Survey Geologi. Acara seminar ini dihadiri oleh para peserta OGI 2012 yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia, diantaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Univseritas Trisakti Jakarta, ITENAS Yogyakarta, dan Universitas Diponegoro (Undip).
Pada dasarnya bumi memiliki sifat yang dinamis karena selalu bergerak tanpa henti sejak jutaan tahun yang lalu. Terbentuknya benua ataupun pegunungan merupakan salah satu akibat dari aktivitas bumi di masa lampau seperti negara India yang dipercaya menurut penelitian adalah berasal dari benua Antartika. Kemudian dalam rentan waktu puluhan juta tahun bergeser menuju ara utara hingga akhirnya menabrak benua Asia selatan yang kemudian membentuk deret pegunungan Himalaya. Hipotesis mengenai terbentuknya muka bumi terus berkembang seiring waktu, begitu pula ilmu geologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kebumian juga berkembang seiring perkembangan teknologi dan zaman.
“Ilmu geologi muncul sebagai bagian dari kebutuhan manusia akan energi dan sumber daya mineral. Selain itu itu masih banyak rahasia alam yang belum terungkap di bumi ini. Untuk itu kita butuh pemikiran untuk menjawab permasalahan itu,” ujar Igan.
Kebutuhan manusia meningkat bersamaan dengan bertambahnya populasi manusia di bumi, tidak hanya untuk kebutuhan primer seperti energi, tapi juga yang lain seperti kebutuhan akan logam. Dalam konteks ini ilmu geologi mendapatkan perhatian lain. Kita butuh memahami dan mengumpulkan data geologi untuk kepentingan-kepentingan itu. Setidaknya ada tiga motif utama kenapa kita butuh data geologi, yaitu bermula dari keingintahuan akan gejala alam yang dilihat dan dirasakan, karena merupakan penunjang upaya-upaya pemenuhan kebutuhan manusia, dan karena keinginan yang kuat untuk memecahkah rahasia alam.
“Kenapa kita butuh (geologi)? Jawabannya bisa sesederhana ketika kita melihat sebuah pensil yang ternyata membutuhkan banyak material termasuk batuan untuk membuatnya,” jelas Igan.
Dari kacamata kebencanaan, posisi kepulauan Indonesia yang sentral dalam deret lempeng tektonik membuat Indonesia rawan akan bencana alam seperti bencana gunung api dan gempa tektonik. Dengan demikian sangat penting menempatkan upaya mitigasi sebagai strategi nasional mengingat bencana itu bisa saja datang sewaktu-waktu tanpa diketahui. Peran geolog sangat penting dalam hal identifikasi bencana di Indonesia.
“Bumi kita yang dinamis ini digerakkan oleh setidaknya dua faktor, yaitu oleh matahari yang merubah muka bumi dan oleh energi dalam bumi yang memicu terjadinya fenomena seperti gunung api dan gempa, seperti sering terjadi di Indonesia,” tambahnya.
* http://www.unpad.ac.id/archives/55025
Read more >>
. Uploaded with ImageShack.us Ir. Igan Supriatman S., M.Sc dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi saat menjadi narasumber di seminar yang diselenggarakan HMG Unpad (Foto: Malikkul Shaleh)*
Berkenaan dengan upaya mempelajari perkembangan ilmu geologi, Himpunan Mahasiswa Geologi (HMG) Unpad mengadakan Olimpiade Geologi Indonesia (OGI) 2012 “Journey Of The Earth“. Salah satu kegiatannya adalah seminar nasional dengan tema “Indonesia sebagai Laboratorium Geologi Dunia dan Mitigasi Bencana Geologi” yang diadakan di Bale Sawala, gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Senin (7/05) kemarin. Hadir sebagai pembicara Ir. Igan Supriatman S., M.Sc dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan Ir. Oki Oktariadi, M.Sc dari Pusat Survey Geologi. Acara seminar ini dihadiri oleh para peserta OGI 2012 yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia, diantaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Univseritas Trisakti Jakarta, ITENAS Yogyakarta, dan Universitas Diponegoro (Undip).
Pada dasarnya bumi memiliki sifat yang dinamis karena selalu bergerak tanpa henti sejak jutaan tahun yang lalu. Terbentuknya benua ataupun pegunungan merupakan salah satu akibat dari aktivitas bumi di masa lampau seperti negara India yang dipercaya menurut penelitian adalah berasal dari benua Antartika. Kemudian dalam rentan waktu puluhan juta tahun bergeser menuju ara utara hingga akhirnya menabrak benua Asia selatan yang kemudian membentuk deret pegunungan Himalaya. Hipotesis mengenai terbentuknya muka bumi terus berkembang seiring waktu, begitu pula ilmu geologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kebumian juga berkembang seiring perkembangan teknologi dan zaman.
“Ilmu geologi muncul sebagai bagian dari kebutuhan manusia akan energi dan sumber daya mineral. Selain itu itu masih banyak rahasia alam yang belum terungkap di bumi ini. Untuk itu kita butuh pemikiran untuk menjawab permasalahan itu,” ujar Igan.
Kebutuhan manusia meningkat bersamaan dengan bertambahnya populasi manusia di bumi, tidak hanya untuk kebutuhan primer seperti energi, tapi juga yang lain seperti kebutuhan akan logam. Dalam konteks ini ilmu geologi mendapatkan perhatian lain. Kita butuh memahami dan mengumpulkan data geologi untuk kepentingan-kepentingan itu. Setidaknya ada tiga motif utama kenapa kita butuh data geologi, yaitu bermula dari keingintahuan akan gejala alam yang dilihat dan dirasakan, karena merupakan penunjang upaya-upaya pemenuhan kebutuhan manusia, dan karena keinginan yang kuat untuk memecahkah rahasia alam.
“Kenapa kita butuh (geologi)? Jawabannya bisa sesederhana ketika kita melihat sebuah pensil yang ternyata membutuhkan banyak material termasuk batuan untuk membuatnya,” jelas Igan.
Dari kacamata kebencanaan, posisi kepulauan Indonesia yang sentral dalam deret lempeng tektonik membuat Indonesia rawan akan bencana alam seperti bencana gunung api dan gempa tektonik. Dengan demikian sangat penting menempatkan upaya mitigasi sebagai strategi nasional mengingat bencana itu bisa saja datang sewaktu-waktu tanpa diketahui. Peran geolog sangat penting dalam hal identifikasi bencana di Indonesia.
“Bumi kita yang dinamis ini digerakkan oleh setidaknya dua faktor, yaitu oleh matahari yang merubah muka bumi dan oleh energi dalam bumi yang memicu terjadinya fenomena seperti gunung api dan gempa, seperti sering terjadi di Indonesia,” tambahnya.
* http://www.unpad.ac.id/archives/55025